Jumat, Februari 22, 2019
23 °c
Jakarta
26 ° Tue
27 ° Wed
28 ° Thu
28 ° Fri
K O G N I S I
  • Kategori
    • Literasi
    • Relasi
    • Edukasi
    • Persepsi
    • Kontemplasi
    • Malfungsi
  • Partisipasi
  • Visi, Misi, dan Nilai
  • Kategori
    • Literasi
    • Relasi
    • Edukasi
    • Persepsi
    • Kontemplasi
    • Malfungsi
  • Partisipasi
  • Visi, Misi, dan Nilai
No Result
View All Result
KOGNISI
Home Edukasi

Konsekuensi Buruk Era Digital: Manusia Hidup di Dunia Nyata

Ajin N.R by Ajin N.R
September 15, 2018
in Edukasi
0
Konsekuensi Buruk Era Digital: Manusia Hidup di Dunia Nyata
Share on FacebookShare on Twitter

 

Jauh di mata, dekat di gawai. Istilah yang menggambarkan pemanfaatan teknologi di era digital ini, periode dimana tersebarnya gawai-gawai canggih yang saling terkoneksi hasil dari akumulasi jerih payah para inventor-inventor terdahulu untuk menyelesaikan problem jarak dalam berkomunikasi, khususnya selama 10 tahun belakangan. Di setiap sudut jalan kita tidak jarang melihat orang-orang berjalan menggenggam gawai pintar di tangannya, menandakan bahwa teknologi ini mudah diakses oleh setiap lapisan masyarakat. Selain berfungsi sebagai alat komunikasi, gawai ini juga berfungsi sebagai media hiburan dan informasi bagi banyak orang. Bermain game, mendengarkan musik, mencari referensi, dan masih banyak lagi fungsi-fungsi yang akan terus berkembang nantinya.

SNS (Social Networking Sites) atau yang sering kita kenal dengan Sosmed merupakan salah satu bentuk layanan yang muncul sebagai media untuk berbagi informasi, mencari teman baru, berdiskusi, bahkan berbagi momen-momen berharga dalam hidup kita. Terdengar sangat bermanfaat bukan? Dimulai dari facebook, twitter, instagram, reddit dan forum-forum diskusi lainnya menawarkan efisiensi kepada setiap orang untuk bercengkrama dari jarak yang jauh melalui gawai yang dimilikinya tanpa harus membuang-buang waktu menempuh jarak yang sangat jauh. Hanya saja, kita perlu mengakui juga bahwa SNS saat ini sudah menjadi alternatif realitas lain yang sedikit demi sedikit menggantikan peran interaksi dengan lingkungan sosial di sekitar kita. Tentunya ada konsekuensi yang harus diterima oleh manusia pada era digital ini dengan pemanfaatan gawai-gawai canggihnya, dan semuanya tidak selalu baik.

Ada resiko kecanduan

Ketika melakukan suatu kegiatan yang menyenangkan, otak manusia memiliki kemampuan untuk melakukan sekresi atau pelepasan zat kimia dalam tubuh yaitu hormon dopamine yang berfungsi sebagai stimulus perasaan puas. Tingkat kepuasan ini mengikuti konsentrasi sekresi hormon dopamine sehingga semakin banyak sekresi dopamine maka kita akan semakin merasa puas. Tapi perlu diingat, kegiatan yang berulang kali dilakukan akan mengurangi sekresi dopamine sehingga standard kepuasan akan berubah. Perubahan inilah yang akan mengakibatkan kecanduan pada kegiatan menyenangkan yang dilakukan secara kompulsif.

Pada kecanduan SNS, awalnya seseorang akan merasa senang karena telah berkomunikasi dengan beberapa teman. Selanjutnya karena telah dilakukan secara berulang-ulang, maka dia akan meningkatkan kuantitas lingkaran pertemanannya, bergabung dengan forum-forum yang diminatinya, berdiskusi membahas hal-hal yang digemarinya, dan terus menerus dilakukan sehingga muncul gejala-gejala yang hampir sama dengan pengkonsumsi obat, alkohol dan nikotin. Yang paling parah jika terjadi withdrawal effect ketika dijauhkan dari objek adiksinya, dalam hal ini adalah SNS. Perlu diketahui juga kecanduan ini sudah termasuk sebagai gangguan kejiwaan dalam DSM-V dan ICD-10 jika memenuhi kriteria yang disebutkan di dalamnya. Tentunya penelitan lebih lanjut masih dilakukan sampai detik ini.

Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat

Sudah jelas bahwa penggunaan SNS yang berlebihan dan kompulsif juga akan mengurangi intensitas interaksi dengan lingkungan sekitar, contohnya dengan keluarga. Pada tahun 1998, Kraus dkk mempublikasi penelitannya bahwa internet mempengaruhi hubungan sosial dan masyarakat.

Dan seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan SNS yang semakin mudah diakses memberikan pandangan yang lebih terang bahwa ada kesenjangan antara intensitas komunikasi interpersonal seseorang dengan lingkungan sekitarnya akibat dari meningkatnya waktu yang dihabiskan untuk mengakses SNS. Contoh kecil ketika seseorang sedang menghadiri kegiatan keluarga, alih-alih menciptakan momen yang menjadi ajang untuk saling mempererat hubungan persaudaraan, orang tersebut lebih memilih sibuk berselancar di SNS.
Tentu saja ini merupakan suatu permasalahan yang cukup dilematis, luasnya cakupan akses komunikasi yang disediakan SNS bukan untuk menggantikan sepenuhnya interaksi interpersonal dengan lingkungan secara langsung. Tapi di sisi lain SNS ini dapat memperluas pandangan dan menambah relasi yang cukup bermanfaat bagi perkembangan wawasannya.

Manusia memiliki kendali penuh

Sejatinya, teknologi yang diciptakan manusia seperti gawai dan layanan SNS ditujukan untuk meningkatkan efisiensi kegiatan dan pekerjaan masyarakat luas. Manusia memiliki kendali penuh atas apa yang diciptakannya. Jangan khawatir akan kepintaran gawai yang ditakutkan akan membuat manusia semakin bodoh dan malas, bukan itu tujuannya. Manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan mesin, yaitu kebijaksanaan. Penggunaan alat-alat berteknologi canggih sesuai dengan nilai-nilai masyarakat sekitar sudah menjadi cakupan dari kendali kebijakan manusia.

Adapun cara untuk menghindari konsekuensi buruknya adalah dengan tidak menyerahkan seluruh kehidupannya kepada dunia virtual semacam SNS. Kita sangat mampu untuk menggunakan sewajarnya dengan tujuan yang jelas dan menyeimbangkan dengan mengisi kegiatan produktif di lingkungan sekitar. Yang terakhir dan paling penting sekarang adalah, kita harus berjalan menghampiri, memulai percakapan, dan merangkul orang-orang yang ada di samping kita, karena kita hidup dalam dunia nyata.

 

Source :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4183915/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4491543/

Komentar

comments

Tags: EdukasiSosial media
Ajin N.R

Ajin N.R

Pernah berkontribusi sebagai pendidik di beberapa jenjang pendidikan. Sangat menyukai bacaan fiksi dan non-fiksi. Bercita-cita menjadi raja bajak laut yang baik hati.

Search

No Result
View All Result
Reza Wijaya
9 Posts0 Comments
Ajin N.R
6 Posts0 Comments
Aura Asmaradana
5 Posts0 Comments
Xavier Abigail
4 Posts0 Comments
Olive Hateem
4 Posts0 Comments
Kognisi
3 Posts0 Comments
Nova Damar
3 Posts0 Comments
Setyono Hardi
3 Posts0 Comments
Izfah Sebastian
3 Posts0 Comments
Maria Regina
2 Posts0 Comments
Dewi Vidottir
2 Posts0 Comments
Dea Lilis
1 Posts0 Comments
Bagas Dwi Nugrahanto
1 Posts0 Comments
Ivan Matheus
1 Posts0 Comments
Ayu Amelia
1 Posts0 Comments

Kategori Tulisan

  • Aliansi
  • Edukasi
  • Informasi
  • Kontemplasi
  • Kuliner
  • Literasi
  • Malfungsi
  • Partisipasi
  • Persepsi
  • Relasi
  • Tak Berkategori
  • Travel

Tags

#maumere #maumerelogia Aliansi anak batu idung Bencana Bermotor Blackpink Edukasi Film Filsafat Fredy Sebho Indonesia kapitalisme Kendaraan Komunitas KAHE Kontemplasi Kuliner literasi lombok Malfungsi Manusia Maulud Nabi Motor musik Neo-Malthusian Overpopulasi Palu partisipasi Persepsi Psikologi Radikal Relasi Reportase Review Review Buku Rumus IPAT sastra sejarah senja tips travel Travelling Tsunami! Tsunami! Vietnam
  • Kategori
  • Partisipasi
  • Visi, Misi, dan Nilai

© 2018 Kognisi - Web Media dan sajian Multi Konten @Aurumi & Dauphin

No Result
View All Result
  • Kategori
    • Literasi
    • Relasi
    • Edukasi
    • Persepsi
    • Kontemplasi
    • Malfungsi
  • Partisipasi
  • Visi, Misi, dan Nilai

© 2018 Kognisi - Web Media dan sajian Multi Konten @Aurumi & Dauphin

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Lewat ke baris perkakas
  • Tentang WordPress
    • WordPress.org
    • Dokumentasi
    • Forum Dukungan
    • Umpan balik
  • Masuk Log